Banyak orang yang tidak mampu mengikuti sekolah masa depan nan mahal, karena membutuhkan kecerdasan diatas rata-rata serta biaya banyak. Namun tidak dengan anak bernama Dafaella wanita masih berumur 15 tahun, tidak ada kecacatan dalam dirinya namun dia tidak memiliki niat belajar. Meski sudah mendapatkan pelayanan belajar bagus dengan tekhnologi Robot Teacher, malah membuat dirinya semakin malas untuk belajar. Sangat jauh berbeda dengan teman-temannya di kelas, hasratnya untuk belajar disekolah sangat lah sedikit.
Karena memiliki rasa belajar yang malas, sehingga membuat anak ini mendapatkan prestasi tidak baik. Namun orang tua dari anak ini tidak khawatir, malah mereka berpikir bahwa putrinya akan tetap sukses meski tidak belajar dengan sungguh-sungh. Mengapa kedua orang tuanya dapat berpikir demikian? Karena memang mereka adalah keturunan dari keluarga berada, sehingga hal ini mereka anggap sepele & tidak menjadi beban sedikitpun. Hingga pada suatu hari moral dan prilaku dari anak mereka menjadi semakin parah, melakukan hal-hal terlarang untuk kesenangannya dan melupakan semua tugas sekolahnya.
Tidak Mampu Mengikuti Sekolah Masa Depan Dan Berjudi
Suatu hari anak ini ketahuan sedang bermain judi bola pada situs judi bola resmi dan terpercaya, bermain sbobet88 asia di dalam kelas diketahui oleh teman sekelasnya. Dan melaporkan hal ini kepada guru jika Dafaella sedang memainkan sbobet asia mobile, pada saat sedang jam pelajaran berlangsung. Lantas hal tersebut sangat membuat kepala sekolah disekolah masa depan tersebut menjadi geram, sehingga mengelkuarkan Dafaella dari sekolah. Melakukan judi di agen sbobet terpercaya adalah hal terlarang namun para guru tidak melaporkan hal ini ke pihak polisi, namun mereka berharap orantua dari Dafaella dapat mengurus serta memperbaiki moral anak mereka dengan benar.
Akhirnya kedua orangtua Dafaella merasa meyesal telah membiarkan anak malas belajar sehingga pada akhirnya memiliki moral tidak baik dengan bermain judi sbobet. Setelah dikeluarkan dari sekolah orangtua Dafaella memutuskan untuk mengirim Dafaella bersekolah di Pondok Pesantren. Dengan tujuan agar moral dan prilaku dari anaknya dapat berubah lebih baik, meski sangat jauh berbeda dengan sekolah masa depan namun langkah ini menjadi lebih baik bagi anak gadis mereka. Meski sudah gagal karena tidak mampu untuk mengikuti pelajaran bagus yg ada di sekolah masa depan namun ahlak Dafaella menjadi bagus. Dia jadi giat belajar dan lebih mendalami kegiatan keagamaan di dalam Pondok Pesantren tersebut.